Jalan-Jalan Mainstream Anak Jakarta


Awalnya sekedar jalan bareng aja, eh jadi keterusan sampe sekarang. Katanya si ga pernah wacana makanya lahirlah NO WCN. Berbulan-bulan lalu, tepatnya Februari 2014 saya dkk berencana menuju pulau tetangga dan pada akhirnya terealisasi pada bulan Agustus 2015. Ya sekitar pukul 03.00 WIB dini hari saya lupa bangun dan akhirnya membuat panik seluruh manusia dimuka bumi, dikarenakan harus take off jam 04.30. dengan berserah diri kepada yang kuasa saya sampai di Bandara Tangerang pukul 04.15, dan diantar oleh pembalap F1 dengan kecepatan rata-rata 180km/jam.

Akhirnya sampai di pulau tetangga pukul 07.00 WITA dengan wajah lusuh dan belum mandi apalagi sikat gigi, layaknya gembel. Langsunglah menuju penginapan yang sudah kami pesan beberapa bulan yang lalu, yaitu The Pavilion Hotel Kuta, dengan penawaran harga yang menarik, fasilitas yang nyaman, aksesnya pun mudah. Sambil melepas kerinduan kepada kasur, akhirnya kami berbaring-baring lucu. Setelah bangun, kami tak lupa menuju tempat yang paling mainstream di pulau tentangga tersebut, yakni Pantai Kuta. Melancong mencari sunset dan menghirup udara pantai.




Sunset beserta embel-embel sudah dinikmati, tiba-tiba salah satu teman kami ada yang ingin bertemu dengan tantenya, dan kami pun mendapat rejeki tak terduga. Makan malam bersama di Jimbaran. Tuhan mendengar doa orang yang teraniaya, makan hari pertama yang sangat makmur.
 

Jimbaran



Matahari memunculkan majahnya dengan ganas, dan ternyata sudah hari ke-2 kami berada di pulau tetangga. Mandi, berleha-leha dikasur adalah kebiasaan yang selalu kami lakukan. Sudah siap dan kami pergi ke Pantai Balangan, Dreamland Beach, Blue Point Beach. Cukup perkasa kulit kami harus menjumpai sinar matahari yang ganas yang menontoni kulit-kulit mulus kami. Selalu sunset yang kami cari, karena mencari sunrise sama saja mencara jarum ditumpukan jerami, tidak akan pernah tersampaikan (bisa bangun saja sukur).
 

Blue Point

Dreamland
Balangan Beach




Tak terasa beberapa hari di pulau tetangga. Kami menyusuri pantai-pantai yang lumayan sepi (tapi sekarang sudah ramai parah), yakni Pantai Pandawa. Dengan tekstur jalan menuju pantai dikelilingi tebing-tebing yang di keruk oleh traktor. Berenang-berengan cantiklah kami, tapi saya sarankan jikalau anda mencari sunset tempat ini menurut saya sangat amat tidak tepat. Karena terhalang oleh tebing-tebing.



Banyak hal-hal aneh yang sudah kami lewati, mulai dari ketidakbisaan seseorang membaca peta, lawakan-lawakan garing, dll. Seminggu kami bersama, seminggu tau luar dalem, seminggu gajelas. ya ceritanya masih bersambung, jangan bosen, bye.




















































Comments

Popular posts from this blog

Tapak Tilas Keindahan Tanah Para Dewa

Bangkok Murah? Siapa Takut!