Search and Rescue di Gunung Salak


            Gunung Salak merupakan rangkaian gunung yang berada dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, dan sekarang gunung ini dikelola oleh Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Gunung Salak ini tidak begitu jauh dari kota Depok maupun Jakarta. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk sampai ke Curug Luhur, sebagai meeting point utama.
            Gunung salak memiliki dua puncakan utama, yakni gunung salak satu dan gunung salak dua. Gunung ini juga digununakan untuk pendakian umum, tetapi memiliki medan yang sangat sulit untuk didaki. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang yang tersesat disaat ingin menanjak maupun ingin turun. Jadi, dibutuhkan tim search and rescue untuk mencari maupun menolong survival dalam ketersesatannya.
            Perjalanan dimulai dengan menaiki kereta menuju stasiun Bogor, yang pada saat itu penumpang tidak sepadat biasanya, mungkin dikarenakan libur nasional. Sesampainya di stasiun Bogor, abang-abang angkutan umum menggelar penawaran harga, dan terjadi perdebatan yang cukup lama. Sepanjang jalan menuju curug luhur, akan ditemukan rumah-rumah penduduk, lahan kosong, dan juga penerangan yang kurang masih mengiringi sampai dengan curug luhur. Curug luhur merupakan tempat wisata bagi wisatawan lokal. Kami langsung menuju tempat pertemuan dengan mentor, lalu segera ditujukan ke tempat camp agar mendirikan flysheet, memasak, dan makan malam. Udara pada malam itu tidak terlalu menyengat sampai ketulang.
            Keesokan harinya, yaitu hari Jumat, cuaca sangat cerah, matahari menyinari para calon anggota yang siap memberitahukan rancangan pergerakan dalam pencarian korban. Sebelumnya juga dipilih beberapa OSC untuk mengatur pergerakan. Saya masuk ke dalam tim B atau Bravo, pergerakan pertama harus menuju ketinggian 778 mdpl, bersamaan dengan Charlie melewati hamparan sawah dan saat itu hujan turun dengan sangat lebatnya, memang cuaca di Salak tidak bisa diperkirakan. Lalu, kami berpisah dengan Charlie di pertigaan sungai pertama. Menyebrangi sungai tersebut sangat menegangkan, karena dinding untuk berpegangan sangat licin dan sebagian besar tanah di Gunung Salak gembur. Lalu sekitar pukul 12.49 kami makan siang bersama, dengan matahari yang cukup menyinari setelah hujan yang lebat membasahi.
             Melanjutkan perjalanan dengan mencari pertigaan sungai ke dua dengan membuka jalur. Setelah menemukan pertigaan sungai ke-2, kami melanjutkan perjalanan menuju akhiran anak sungai Cinengneng. Matahari sudah tidak menampakan sinarnya, bahkan kami diterpa hujan berkali-kali. Lalu, SMC menginstruksikan untuk menuju pertigaan sungai pada kordinat 4245, 4040 dan menyusuri lembahan. Tapi tidak bisa terealisasikan karena waktu dan medan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan. Akhirnya kami mencari tempat yang landai, tapi tidak menemukan karena rata-rata permukaan tanahnya menurun. Akhirnya menemukan tempat yang cocok, kami bergegas mendirikan flysheet, makan malam, melakukan evaluasi dengan Ranger, dan evaluasi bersama dengan bebek.
            Bangun pagi lagi, itu rutinitas kami. Masak untuk sarapan, dan memulai packing untuk menjalani pencarian korban lagi. Cuaca kali ini mulai bersahabat, matahati menyinari badan kami yang masih menggigil, karena rintik-rintik hujan semalam. Kami menggunakan pakaian tracking kami yang kemarin, dikarenakan dikitnya baju yang dibawa. Para bebek bertanya bagaimana pergerakan tim ini selanjutnya. Akhirnya sayapun menjawab, akan melanjutkan penyisiran kesebelah barat, melewati punggungan mati dan menuju ketinggian 1550 mdpl. Kami telah sampai pada pertemuan punggungan yang vegetasi saat itu hutan bambu, dan ingin menyisir ke lembahan, perintah SMC semalam yang belum kami lakukan. OSC memerintahkan untuk membagi 2 kelompok, yakni kelompok menuju lembahan dan melihat jalur ke atas, kearah 1550 mdpl. Saat sudah kembali, kelompok penyusuran lembahan tidak melihat adanya tanda-tanda korban disana dan kelompok yang mencari jalur keatas menemukan bahwa jalur sudah ada, tidak harus untuk membuka jalur. Untuk mencapai ketinggian 1550 mdpl, kami harus menelurusi punggungan mati ke arah selatan. Ketika pukul 12.04, ketinggian 1150 mdpl, kordinat 4305, 4110, kami menemukan bungkus mie sedap goreng, mie sedap rasa baso, yang mengindikasikan barang bawaan korban yang tercecer. Akhirnya kami melakukan close grid menuju lembahan yang sangat terjal dan tanahnya sangat gembur, tapi kami tak menemukan apapun dari penyisiran tersebut. Setelah itu kami makan siang, dengan kondisi cuaca yang mendung yang menandakan akan segera hujan. Se labil itu cuaca di gunung salak. Melanjutkan perjalanan, sekarang jalan mulai menyempit dan makin terjal, ternyata kami berada di lereng untuk mencapai ketinggian 1550 mdpl. Tiba-tiba ada instruksi SMC yang terdengar dari HT, yang menyuruh kami untuk turun ke rumah kecil, dikarenakan korban telah ditemukan oleh Charlie. Akan tetapi kami butuh berdiskusi akan instruksi ini, maka dari itu kamu berniat untuk mencari tempat yang landai. Beberapa saat ketika informasi telah di berikan SMC, ada angsa yang terpeleset akibat batu, tepat di kordinat 4305, 4115. Akibatnya kaki angsa tersebut keseleo, dan hujan lebat mengguyur kita semua. Perlahan-lahan kami menuju kebawah untuk menstabilisasi angsa. Beberapa meter kemudian angsa terjatuh lagi setelah memegang ranting yang ringkih, dan mungkin karena tanahnyapun licin. Memang tanahnya licin sekali, terbukti dengan terjadi longsoran-longsoran kecil, yang membuat kami semua harus berhati-hati dalam melangkah. Saya selaku OSC, telah memberitahukan SMC bahwa ada angsa yang retak, tapi SMC berkata tetap harus turun kebawah dengan membagi barang bawaan angsa. Sangat dingin memang padaa saat itu, hujan tidak berhenti-henti, akhirnya kami medirikan flysheet ditempat kami makan siang pada kordinat 4305, 4110. Sekitar pukul 20.00, saya baru mengencangkan volume HT, dan ternyata angsa yang retak akan di rescue ketempat kami berada. Saya sangat bingung karena sebelumnya menginstrusikan hal yang berbeda kepada kami. Akhirnya kami menunggu rescue datang.
            Hampir semua orang ditim ini kelelahan, sekitar pukul 3.15 dini hari, saya masih menunggu informasi dari Ranger tentang posisi tim rescue yang akan datang. Cuacapun masih sangat dingin pada waktu itu. Pukul 5.45 kami mulai untuk memasak, dan tim rescue cukup dekat jaraknya dengan kami. Akhirnya untuk menghemat waktu, angsa retak dan angsa yang menemani sarapan terlebih dahulu untuk menuju tim rescue. Dikarenakan kami akan janjian di petigaan punggungan. Tidak lama setelah angsa retak jalan, kamipun pergi dan bertemu dengan tim rescue. Angsa retak segera dipapah dengan perlahan oleh tim medis, tapi belum diberikan knee support dikarenakan jalanan masih terlalu sempit.
            Kami sangat bersemangat untuk turun, dan saat itu kami tidak melewati jalan awal. Kami melewati pertigaan punggungan, lalu kelembah yang kami susuri, dan berjalan kea rah punggungan Alpha disebelah barat kami. Melewati hutan pinus yang lebat, dan matahari menyinari kami dengan hangatnya. Senang sekali disinari matahari, sekalian mengeringkan baju, pikir kami. Tidak begitu jauh lagi, kami menemukan hamparan sawah, berarti sebentar lagi kami akan menemukan pemukiman penduduk. Ya benar sekali kami menemukan pemukiman, dan akhirnya sampai ke rumah kecil.
            SAR kali ini berhasil mengindikasikan korban dan pada akhirnya menemukan korban, akan tetapi kami tidak bisa menyelamatkan korban yang berada di punggungan Charlie, karena terdapat korban di tim kami sendiri. Walaupun gagal untuk menyelamatkan, paling tidak kami tahu bagaimana cara mencari dan menyelamatkan orang-orang yang tersesat atau yang lebih parahnya lagi hilang. Gunung salak merupakan tempat yang cocok untuk belajar atau melakukan simulasi SAR, karena medannya yang sulit dan cuacanya yang tak tentu. Jadi membuat para tim SAR harus mempersiapkan diri yang lebih matang lagi untuk bisa SAR dengan baik.

Comments

  1. Jadi tahu gimana search dan rescue di gunung. selama cuman jalan aja. kadang klo ada yang pingsan atau kadang kena Asma kita bantu. kita tungguin meski nggak kenal.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jalan-Jalan Mainstream Anak Jakarta

Tapak Tilas Keindahan Tanah Para Dewa

Bangkok Murah? Siapa Takut!